Minggu, 05 Juni 2011

BIJAK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI, BAHAN BAKU MENIPIS

Bicara tentang teknologi memang tidak akan ada habisnya, dari hari ke hari perkembangan teknologi semakin berkembang dan memiliki peran yang penting di dalam kehidupan kita. Tapi di sisi lain, perkembangan teknologi pun membawa dampak bagi persediaan logam yang semakin hari semakin menipis. Minat kita terhadap gadget elektronik semakin tinggi, namun bahan baku semakin terbatas.

Untuk memproduksi sebuah ponsel sekiranya dibutuhkan 0,0016 gram emas. Melonjaknya jumlah produksi ponsel mengakibatkan cadangan emas akan habis sebelum 20 tahun ke depan. Bahkan logam langka lainnya akan habis dalam periode ini, bila kita tetap menggunakannya. Lebih buruk lagi, kebutuhan bahan baku ini menigkat tajam. Teknologi display baru seperti Amoled dan Photovoltaik sangat mengandalkan logam-logam ini, seperti galium.

Diketahui pada tahun 2009 terjual 1.214.000.000 ponsel diseluruh dunia. Tablet PC, Smart phone, konsol game, dan bahkan perangkat rumah tangga keseharian, semuanya menggunakan layar LCD atau chip. Angka penjualan pun semakin menigkat di seluruh dunia. Demikian juka dengan Lithium,walaupun persediannya masih besar. Baterai Lithium-Ion masih menjadi solusi yang menjanjikan untuk mobil masa depan sehingga kita masih bergantung pada bahan baku ini di masa depan, seperti halnya dengan minyak bumi.

31,63 gram kandungan logam dari ponsel dapat di daur ulang. Sebuah smart phone mengandung sekitar 30 jenis logam, antara lain tembaga, besi, alumunium, dan timah. Kandunagan logam langka memang sangat kecil sehingga logam ini dapat didaur ulang dengan proses yang memakan biaya. Saat ini, hanya sekitar 3% dari ponsel yang didaur ulang dengan masa pakai rata-rata satu setengah tahun.

Sumber : www.chip.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers